Karya yang dibuat Wardoyo dan teman tandemnya Herry Saifuloh ini, terkesan sempurna. “Proses penggarapan hanya memakan waktu 1 bulan. Mungkin karena semua part dan pemilik mendukung, hasil modif jadi lebih maksimal,” jelas Wardoyo selaku pemilik workshop G2C.
Demi ubahan supermoto, frame si ‘Kalajengking’ hanya disisakan komstir, rangka tengah dan dudukan engine. Sub frame, disikat habis. Sebagai gantinya, sub frame hingga sasis tiruan tubular di sisi kiri-kanan dibuat ulang.
Pakai pipa 1/2 inci, belulang layaknya teralis kini memberi kesan lebih. Frame alias sasis, tampil dominan. Apalagi dikombinasi rangka yang menyerupai deltabox di bagian bawahnya. Paduan sempurna untuk dukung tampilan. “Down tube sengaja tidak dibuang. Agar mesin tetap terpasang sempurna,” buka Wardoyo.
Demi mempermudah ketika harus servis engine, sasis sisi kanan bisa dibuat knock down. Baut pengunci yang ada di sisi atas dan bawah-belakang, tinggal dilepas. Jadi, enggak ngerepotin tuh!
Begitu juga buat tampilan kedok depan. Lewat permainan pelat, lampu depan projector berkesan mewah juga sporty. Tapi, sebenarnya desain lampu depan ini tak aplikasi model Dorsoduro, lho. Melainkan milik BMW Supermoto. Sedang lampu belakang, dipilih dari Yamaha Mio Soul. Desainnya yang lancip, mendekati stop lamp Dorsoduro.
Urusan detail juga menjadi perhatian G2C. Saluran buang dari engine Scorpio, dibuat lebih sporty berkat dua silencer yang keluar dari sepatbor belakang. Posisi peredam kejut dibuat sama. Monosok diambil dari Honda CBR1000RR.
Tak perlu pakai unitrack, dudukan ambil bagian di arm Suzuki GSX-R1000 model lama. Arm juga dibuat mirip aslinya supermoto Italia itu. “Dicustom pakai pelat galvanis 0,8 mm agar sama dengan Dorsoduro” aku builder satu anak itu. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Bridgestone 120/70-17
Ban belakang : Bridgestone 180/50-17
Rem : Suzuki GSX-R 750
Setang : Renthal
G2C : (021) 464-27753